Sejuta Rindu Dalam Puisi

 

Cover buku di atas menjadi buku antologi puisi pertama saya dalam menulis dan diterbitkan, walaupun hanya buku antologi puisi. Sangat bangga puisi ciptaan sendiri dibukukan bersama orang-orang hebat dalam menciptakan puisi. Pada bulan Februari 2019 menjadi awal saya dalam menulis, bersama Sagusaku IGI saya yang sebelumnya tidak pernah menciptakan puisi bahkan bisa langsung menciptakan 5 puisi bertema RINDU.

 

Puisi Pertama :

Gombalan Rindu

Ketika matahari mulai tenggelam

Rasa rindu ini semakin dalam

Menginginkan hadirmu sang pujaan

Berkhayalku dalam lamunan

 

Ku tatap langit penuh bintang

Ku lihat rembulan namun wajahmu yang terbayang

Seakan tersenyum dan mengatakan

I miss you pujaan

 

Rindu ini ibarat berenang di arus deras

Melawan,  membuat ku tenggelam karena lelah

Diam, membuat ku hanyut tanpa arah

 

Jika bukan karena kuatnya hati

Mungkin raga ini sudah mati

Menahan rindu datang bertubi-tubi

Ini hanyalah gombalan

Tercipta dari hati yang kasmaran

Merindukan sang pujaan

 

Puisi Kedua :

Rindu Tertinggi

Pernahku tersesat merasa gelap

Ditengah cahaya gemerlap

 

Ku merindu pada dia yang sesaat

Dia menghilang

Rindu pun melayang

Menimbulkan sakit yang begitu mendalam

 

Tapi kini ku mengerti

Pada siapa rindu ini harus aku beri

Yang membawa kebahagiaan hakiki

Yaitu rindu berjumpa Sang Illahi

 

Memandang Nur-Nya menembus hati

Yang  member kenikmatan sejati

Itulah rindu tertinggi

Merindukan Sang Illahi

 

 

Puisi Ketiga :

AYAH

Ayah…

Engkau memang bukan orang yang melahirkanku

Tapi darah dan daging ini tumbuh karena tetesan keringatmu

 

Ayah…

Engkau tak pernah mengeluh

Walau seharian memeras peluh

Berangkat pagi

Senja hari engkau baru kembali

 

Ayah…

Tahukah Engkau

Dulu aku pernah mengeluh dengan keadaan

Kau selalu temaniku itu yang kuinginkan

Ayah…

Tahukah engkau

Rindu pertama yang kurasakan

Bukan rindu pada Bulan atau sang pujaan

Tapi rindu menanti engkau pulang

Berharap kau bawa sedikit bingkisan

 

Ayah Ku Sayang…

Sekarang rindu Indah itu hanya bias ku kenang

Diatas pusaran mu ini kuhanya bias mendoakan

Semoga engkau mendapat tempat yang tenang disisi Tuhan

 

Ayah…

Aku akan selalu berdoa

Agar aku kelak bias berjumpa denganmu disyurga

 

Puisi Keempat :

Sahabat

Ku buka sebuah album usang

Teringat semua kenangan

Tentang indahnya persahabatan

Tempat berbagi cerita dan pengalaman

 

Dulu ego kita begitu kuat

Selalu merasa hebat

Tak peduli belenggu mengikat

Halang rintang jadi penyemangat

 

Canda tawa selalu membahana

Walau terkadang tangis sedih memecah rasa

Tetapi kita selalu bersama

Saat suka atau pun duka

 

Kita saling menguatkan

Disaat yang lain tak sanggup berjalan

Dan tak saling melupakan

Saat dipuncak kejayaan

 

Hai sahabat tahukah kalian

Aku merindukan masa itu lagi

Tapi itu tak mungkin bias diulang kembali

Karena waktu terus berjalan tanpa henti

Menuakan diri tanpa disadari

 

Kan kusimpan album usang ini

Sebagai bukti persabatan kita yang sejati

Dan akan ku ceritakan pada anak cucu nanti

Bahwa sahabat begitu berarti

 

 

Puisi Kelima :

Bunda

Ditengah keheningan malam

Ku termenung disudut ranjang

Ku pandangi fotomu yang terpajang

Ku rindu padamu bunda ku sayang

 

Bunda aku begitu rindu

Menghirup wangi aroma masakanmu

Secangkir teh buatanmu

Kecupan mesra dikeningku

 

Oh bunda

Ingin rasanya ku cepat berjumpa

Melepas rindu tiada tara

Mendekap mu sepenuh jiwa

 

Koyakan rindu ini semakin perih

Mengingat jarak kita yang tak dekat lagi

Tapi biarlah, inilah perih terindah

Membuat pertemuan semakin istimewa

 

Kadang omelanmu memecahkan gendang telinga

Mengguncang seisi dunia

Tapi ku tau itu hanyalah wujud cinta berlebih

Pada anak mu terkasih

Aku rindu Bunda…

Semoga kita segera berjumpa

 

 

Profil Penulis

EpiSunalikah, S.Pd lahir di Malang pada 20 April 1992. Anak Pertama dari dua bersaudara. Menyelesaikan Studi S-1 Pendidikan Matematika di Universitas Palangka Raya pada tahun 2014. Pernah menjadi Guru Honorer di SMK Negeri 2 Palangka Raya sejak 2015 hingga pertengahan 2019 dan sekarang diterima PNS serta mengabdikan diri menjadi tenaga pendidik di SMP Negeri 9 Palangka Raya.

 

 


0 komentar:

Posting Komentar

 
Notes by Mba_epii Blog Design by Ipietoon